FOKUS : Solutions Vs Problems
Posted by Bowo on Oct 1, 2014 in Inspirasi |
Inspirasi Ampel - Ada
sebuah kisah dari seorang musisi terkenal di Italia bernama Nicolo
Paganini. Disini kita, bisa belajar dari beliau yang fokus pada solusi
bukan pada masalah di konser termegahnya.
Nicolo Paganini adalah seorang pemain
biola classic. Setiap pertunjukan yang digelarnya selalu dihadiri
ratusan orang dan tiket yang dijual pun pasti habis. Paganini memang
luar biasa. Bila biola sudah dimainkan, siapapun yang mendengar pastilah
akan hanyut dalam setiap petikan dawainya. Bila dia memainkan musik
bertema bahagia, maka bahagialah perasaan mereka yang mendengarnya
hingga dunia terasa indah. Bagitu juga bila dia memainkan musik bertema
kesedihan, maka sedihlah mereka yang mendengarnya hingga tanpa terasa
meneteskan air mata. Kalau ada musisi yang selalu dibicarakan, itu tidak
lain pastilah Nicolo Paganini Sang Pemain Biola.
Suatu hari, Paganini berencana untuk
mengadakan sebuah pertunjukan. Lain dengan sebelumnya, kali ini dia akan
mengadakan pertunjukkan yang akan menghebohkan seantero Italia.
Pertunjukan paling berkesan yang takkan dilupakan oleh masyarakat Italia
hingga puluhan bahkan ratusan tahun ke depan.
Untuk hal tersebut, Paganini menyiapkan
segala-galanya. Dia tidak ingin pertunjukan termegahnya itu tampil
mengecewakan. Berbagai pilihan lagu yang berkualitas dicari dan
dikumpulkannya. Tak lupa pula segera berita pertunjukan tersebut
disebarkan ke seluruh penjuru Italia. Dengan demikian dalam waktu
singkat saja, orang-orang sudah membicarakan seperti apa nanti kira-kira
pertunjukan yang akan digelar oleh Paganini.
Hari H pun tiba. Seluruh tiket yang ada
sudah habis terjual sejak tiga hari sebelumnya. Harganya, tentu 2x lipat
dari harga pertunjukan biasa karena ini adalah pertunjukan terhebatnya.
Para audience pun tak peduli meski mereka tidak mendapatkan tempat
duduk (karena penuhnya). Mereka hanya ingin mendengar alunan dawai biola
Sang Paganini.
Pertunjukan dimulai. Untuk malam itu,
Paganini menyiapkan 10 lagu terbaiknya. Dia yakin malam itu akan menjadi
malam yang tidak terlupakan. Satu demi satu lagu yang telah
dipersiapkan sebelumnya dia mainkan. Suasana tribun silih berganti.
Kadang penuh dengan senyum kebahagiaan. Kadang penuh dengan isak tangis
para penonton. Ini semua tergantung tema musik yang dimainkan oleh
Paganini. Semua berjalan lancar pada awalnya.
Ketika Paganini memainkan lagu ke-10,
tiba-tiba saja musibah itu terjadi. Satu dawainya tiba-tiba putus.
Pertanda apakah ini? Seluruh penonton pun berdiri dan memberikan tepuk
tangan. Mereka menyerukan kepada Paganini bahwa mereka mengerti dan akan
menunggu Paganini untuk mengganti dawai biolanya terlebih dahulu. Namun
apa yang terjadi? Paganini berkata melalui microphonenya, “Paganini
dengan 3 dawai biola.” Dia pun memainkan lagu ke-10 tersebut dengan 3
dawai saja.
Lagi-lagi kesialan itu datang. Dawainya
kembali putus hingga tersisa 2 buah saja. Namun tetap saja Paganini
hanya berkata, “Paganini dengan 2 dawai biola.” Dan dia pun memainkannya
dengan dua dawai biola yang tersisa. Penonton pun semakin larut dalam
permainannya yang sungguh menggugah hati.
Hingga… Tus…, putuslah dawai ketiga.
Kini hanya tersisa satu dawai saja. “Petaka apa ini?”, pikir Paganini.
Reaksi penonton kali ini terdiam. Mereka memberikan tepukan tangan
perlahan. Mereka terus memberikan segenap dukungan pada Paganini sembari
menyerukannya untuk mengganti biolanya. Mereka memaklumi itu semua.
Namun, apa reaksi Paganini?
Dia hanya berdoa dalam hati dan berkata,
“Paganini dengan 1 dawai biola.” Dia tahu itu sulit. Tapi dia terus
meyakinkan dirinya bahwa Paganini akan menampilkan pertunjukan yang
takkan terlupakan. Dia fokus pada tujuan akhirnya, konser yang sukses.
Dengan susah payah, dia mencoba menemukan permainannya yang bisa
terdengar indah hanya dengan 1 dawai. Dia tidak fokus pada masalah
putusnya 3 dawai.
Luar biasa… ibarat sebuah keajaiban,
permainannya menjadi sangat indah. Permainan yang bahkan lebih bagus dan
memberikan kesan mendalam dibandingkan dengan 9 lagu sebelumnya. Dan
pertunjukan itu dia tutup dengan manisnya sembari mengucapkan terima
kasih pada penonton yang selalu mendukungkan. Banjir air mata dan suara
tepuk tangan pun tak terelakkan lagi.
Maka semenjak pertunjukan termegah malam
itu, tak pernah ada musik yang dibicarakan selain permainan Sang Pemain
Biola 1 Dawai… Siapa lagi kalau bukan Nicolo Paganini.
Nah, sepengal kisah hidup Paganini Sang
Pemain Biola 1 Dawai sudah saya sharingkan. Sekarang waktunya kita bedah
pelajaran apa yang bisa diambil di dalamnya.
Ketika memainkan biolanya, dawai
Paganini putus satu persatu. Itu tentu merupakan sebuah masalah. Namun,
lihatlah bagaimana Paganini bersikap. Dia tidak peduli dengan masalah
itu. Paganini tidak memfokuskan dirinya pada masalah. Dia memilih untuk
bersikap tenang dan fokus bagaimana solusi pemecahan dari masalahnya.
Sekali lagi bukan pada masalah, tapi fokus pada solusi.
Paganini bisa melakukan itu semua karena
dia memiliki sebuah keyakinan yang mendalam serta visi yang begitu
berakar di dalam hatinya. Visinya adalah menjadikan pertunjukan malam
itu menjadi pertunjukkan yang tidak akan terlupakan sepanjang masa dan
dia yakin pasti bisa mewujudkannya.
Ngomong-ngomong, kalau kita senantiasa
fokus pada solusi ketika masalah datang, maka kita memberikan kesempatan
pada otak kita (khususnya sisi kreatifitas) untuk bekerja dan mencari
jalan keluarnya. Kalau ini sering dilakukan maka sama artinya kita
melatih otak untuk kreatif dan inovatif.
Sebaliknya, manakala kita fokus pada
masalah yang ada, maka kita menutup jalan otak kita untuk bisa berpikir
dan berkembang. Ujung-ujungnya, hanya mengeluh dan selalu merasa tidak
pernah ada jalan keluar untuk masalah ini.
Fokuslah Pada Solusi, Bukan Masalah
Sumber : blog.sirsak.net ; inspirasinyaampel.blogspot.com
0 komentar:
Posting Komentar