Kelelawar yang Kesepian
Posted by Bowo on Sep 5, 2014 in Inspirasi
Alkisah,
ada seekor kelelawar yang tinggal di daerah pedesaan. Saat itu, si
kelelawar sedang beristirahat dengan menggelantung terbalik di dahan
sebuah pohon. Tiba-tiba, kelelawar itu melihat lima ekor burung terbang
makin cepat dan makin tinggi. Burung-burung itu tampak begitu menikmati
waktu mereka di siang hari.
Si kelelawar mengikuti kawanan burung itu dan mengetahui kalau ternyata
burung-burung itu sedang berkompetisi untuk menentukan siapa yang bisa
terbang lebih cepat dan lebih tinggi. Tapi begitu diikuti terus, kawanan
burung itu tiba-tiba menghilang dari pandangan. Si kelelawar sangat
tertarik untuk bergabung dengan mereka. Maka esok harinya, kelelawar itu
menunggu kawanan burung itu di pohon.
Yang dinanti-nanti akhirnya datang di tempat yang sama keesokan harinya.
Si kelelawar meminta izin untuk ikut serta dalam kompetisi itu. Kawanan
burung itu menolaknya karena mereka menganggap si kelelawar spesies
yang buruk dan mereka takut padanya. Tapi, si kelelawar tetap mengikuti
mereka dari jauh. Tanpa sepengetahuan mereka, si kelelawar juga
mengikuti kompetisi itu. Dalam beberapa menit, kawanan burung itu
menghilang. Si kelelawar merasa kesepian dan rendah diri karena merasa
dirinya makhluk terburuk di bumi ini. Dia merasa sedih dan memutuskan
untuk melatih dirinya terbang dengan jarak jauh.
Si kelelawar mengarungi jarak jauh tanpa tujuan apa pun. Akhirnya, dia
putuskan untuk beristirahat di sebuah pohon dan betapa terkejutnya saat
melihat kawanan burung juga ada di sana. Si kelelawar menjadi sangat
bahagia karena mampu menempuh jarak terbang kawanan burung itu. Si
kelelawar bertanya pada mereka, apakah dia bisa ikut berkompetisi?
Setelah berdiskusi sejenak, kawanan burung itu akhirnya membolehkan si
kelelawar untuk bergabung.
Kawanan burung itu memulai terbangnya
dan si kelelawar juga mengikutinya dengan energi penuh. Beberapa menit
kemudian, langit menjadi gelap sehingga kawanan burung itu tidak bisa
terbang di malam hari. Gerakan mereka mulai melambat dan si kelelawar
terbang mendahului mereka karena dia mampu terbang di malam hari dengan
menggunakan pantulan suara dan sensor khusus di tubuhnya. Si kelelawar
begitu gembira dan terbang lebih cepat.
Setelah menempuh jarak beberapa meter, si kelelawar mengingatkan kawanan
burung untuk mengikutinya. Tapi, begitu menoleh, si kelelawar baru
menyadari kawanan burung itu sudah menghilang. Si kelelawar berbalik
arah dan menemukan mereka di sebuah pohon. Kawanan burung itu memberi
tahu kelelawar bahwa jarak yang mereka tempuh saat ini melebihi jarak
yang biasanya mereka capai dan sekarang mereka tidak bisa kembali pulang
karena mereka tidak mampu terbang di malam hari. Si kelelawar membantu
mereka dan memandunya terbang pulang.
Si kelelawar merasa sangat bahagia, dan menceritakan kisahnya pada
sesama kelelawar. Tapi, teman-temannya itu malah memberi respons
negatif, “Kau ini bodoh, ya. Kau kan bisa saja dengan mudah memenangkan
kompetisi itu dan bisa membanggakan spesies kita.” Tapi si kelelawar
yang bahagia itu menjawab lagi, “Aku sudah bahagia waktu aku mendapat
kepercayaan dari kawanan burung itu, sehingga aku bisa menjadi pesaing
mereka. Aku malah lebih bahagia begitu tahu kalau spesies kita punya
kemampuan unik. Dan aku paling bahagia ketika kemampuan itu membantuku
memandu burung-burung itu kembali pulang. Selain itu, kompetisi konyol
seperti ini tidak lagi penting bagiku.”
Memiliki bakat atau kemampuan tertentu adalah sebuah berkah.
Menyadari betul bakat yang kita miliki adalah sebuah kesadaran diri.
Memanfaatkan bakat itu demi kebaikan orang lain adalah perbuatan mulia.
Jangan sampai kita merasa rendah diri. Jika perasaan negatif itu
menyergap diri kita, itu pertanda bahwa kita belum mengenali bakat kita.
Dan sekalipun kita sudah menemukan bakat terpendam kita, jangan lupa
untuk menggunakan bakat itu demi kebaikan sesama.
Sumber : http://blog.sirsak.net ; Inspirasinyaampel.blogspot.com
Baca Juga : Cara Memilih Properti yang Menguntungkan
Sumber : http://blog.sirsak.net ; Inspirasinyaampel.blogspot.com
0 komentar:
Posting Komentar